Tanaman Bidara Di Indonesia
Tanaman Bidara Di Indonesia. Bidara adalah tanaman yang diperkirakan berasal dari Asia tengah, tanaman ini bisa berkembang baik secara alami atau dengan sendirinya maupun campur tangan manusia melalui budidaya.
Hingga kemudian tanaman ini bisa ditemukan di berbagai penjuru dunia, termasuk Malaysia, Indonesia bahkan Australia.
Beberapa negara tercatat sebagai pembudidaya tanaman ini dengan skala besar, antara lain adalah India dan China. Tanaman Bidara di Indonesia kini juga sudah ada yang membudidayakan tanaman namun masih sangat sedikit.
Menurut ahli dan praktisi pembenihan tanaman ini tidaklah mudah, kegagalan sering terjadi saat membudidayakan tanaman ini.
Bentuk fisik tanaman Bidara adalah berupa pohon berakar tunggang dan bisa tumbuh mencapai setinggi 15 Meter. Kulit kayunya berwarna cokelat keabuan dan kemerahan, dan warna kayunya kemerahan, kuning kecokelatan sampai cokelat gelap.
Kayunya halus bersifat keras dan tahan lama, oleh sebab itu dibeberapa daerah kayu bidara dijadikan bahan kerajinan, perabotan rumah tangga, meubel dan kayu lapis.
Masyarakat bali biasa menjadikannya sebagai gagang kapak, pahat, pisau dan alat pertukangan serta pertanian lainnya. Tanaman ini termasuk mempunyai kualitas tinggi bila dijadikan arang dan kayu bakar.
Di negara India pohon bidara dijadikan media kutu lak (sejenis seranggan), ranting yang sudah terbungkus kotoran kutu lak dipanen dan diolah menjadi sirlak. Sirlak adalah suatu komponen peracikan politur (pewarna kayu dalam kerjinan mebel).
Daun bidara berwarna hijau, termasuk daun tunggal dan terletak berseling. Bentuknya bundar telur menjorong atau jorong lonjong, 2–9 cm x 1.5–5 cm; bertepi rata atau sedikit menginggit; gundul dan mengkilap di sisi atas, dan rapat berambut kempa keputihan di sisi bawahnya; dengan tiga tulang daun utama yang tampak jelas membujur sejajar; bertangkai pendek 8–15 mm (Lihat: Wikipedia).
Daun ini bisa diambil manfaatnya oleh manusia. Yang muda bisa disayur dan yang tua untuk pakan ternak. Air rebusannya bermanfaat sebagai jamu. Uniknya, jika diremas-remas di dalam air, daun bidara menghasilkan busa seperti sabun.
Dan biasanya dipakai untuk memandikan orang yang sakit demam (sebagai terapi) dan untuk memandikan jenazah. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Mandikanlah ia (jenazah, pen.) tiga kali, lima kali, atau lebih, dengan air dan daun bidara, dan pada yang terakhir campurlah dengan kapur barus. Maka apabila selesai, beritahukanlah kepadaku.” (Hr. Bukhari dan Muslim).
0 Response to "Tanaman Bidara Di Indonesia"
Posting Komentar